Papan-Papan Ego
sumber gambar: google
pakaian mereka adalah simbol protes bahwa setiap pelecehan yang terjadi bukanlah salah pakaian yang dikenakan.
Kupingku mendengar decak kagum
Mataku membaca komentar positif pada sosial media
"perempuan-perempuan itu sangat berani"
"right, my body my rules"
Kemudian aku lihat segerombol perempuan dengan kain gobor yang menutupi seluruh tubuh mereka hingga yang terlihat hanyalah mata
Tak kutahu apakah mereka tersenyum, bersedih, atau bahkan kesal?
Mereka pun ikut mengangkat papan. Menyatakan bahwa masyarakat tidak bisa menilai mereka negatif karena penampilan tertutup mereka
Kupingku mendengar cemohan sinis
"ini kan bukan Arab"
"agama mereka bahkan tidak mewajibkan menutup wajah"
Mataku melihat ketidaknyamanan dan tatapan curiga
Hatiku? Masihkan orang peduli dengan pendapat hati?
Masihkan orang-orang berpendapat dengan hati?
Mereka yang berkata bahwa kebebasan berpakaian adalah kebebasan berekspresi
Mereka yang berkata bahwa tubuh kita adalah otoritas kita
Tidakkah itu juga berlaku untuk perempuan yang menutup tubuh serapat-rapatnya?
Apakah berekspresi hanya bisa dilakukan dengan pakaian terbuka?
Apakah semakin terbuka pakaian maka terbuka juga pikiran dan pergaulan mereka?
semakin terbuka pula kehadiran mereka di masyarakat?
Kalau ada yang berkata "saya tidak nyaman melihat perempuan bercadar karena ekspresi mereka tidak terlihat, karena mereka menutup diri dari lingkungan."
Lalu bolehkah saya mengatakan "Saya tidak nyaman melihat perempuan dengan pakaian minim karena mereka memamerkan tubuhnya dan karena mereka terlalu membuka diri pada lingkungan."
Bolehkah? Atau sekali lagi kalian akan mengangkat papan dan ego kalian setinggi-tingginya?
Komentar
Posting Komentar