Berjanjilah Kaupun Akan Begitu (cerpen series)
ps: lagi coba cerita dengan rating PG 15+ sebenarnya gak terlalu yang wow banget tapi untuk antisipasi yang umurnya dibawah 15 tahun gak dianjurkan ya baca ini :)
Kita
hanya diam saling menatap tetapi entah bagaimana caranya tanpa mengucapkan
sebutir kata pun kita bisa saling memahami. Sinar matahari pagi mulai mengintip
diantara celah tirai yang tak sepenuhnya tertutup. Aku bersyukur sampai saat
ini orang pertama yang kulihat disaat aku terbangan di pagi hari adalah kamu,
tetap kamu, dan akan selalu kamu. Jari-jarimu mengusap rambutku dengan lembut
hal yang tak pernah bosan kau lakukan sejak dulu. Aku menatapmu lekat, lalu
mulai mengecup dahimu, hidungmu, dagumu, kemudian bibirmu. Kau tersenyum
hangat, senyum yang akan selalu kusukai, aku berharap tidak ada satu wanitapun yang
melihat senyum itu selain aku, hei apakah itu meandakan aku possesif? Hah tentu
saja tidak, wajar saja aku ingin menjaga apa yang telah menjadi miliku dan aku
tidak suka berbagi, oke aku akui itu memang terdengar possesif.
Kau memainkan cincin yang ada di jari manisku, cincin yang sama persis dengan yang ada di jari manismu. Dari luar jendela terdengar kicauan burung yang seolah memberi semangat kepada orang-orang untuk memulai harinya, tetapi kita tetap larut di dalam keheningan, suatu jenis keheningan yang membuat nyaman, keheningan yang hanya dengan kau tau orang yang kau cintai berada di sampingmu, then you feel everything gonna be alright. Pernahkah kalian merasakan hal seperti itu? Kalau tidak mungkin kau belum menemukan orang yang tepat, orang yang dapat membuatmu yakin tidak akan pernah menyesal menghabisakan sisa hidupmu dengannya.
Lamunanku buyar ketika mendengarmu bertanya “apa ada yang mengganggu pikiranmu?” kutatap bola mata coklatmu, aku tersenyum lalu berkata “hmm? Ada seseorang yang selalu mengganggu pikiranku. Bagaimana bisa setiap harinya aku semakin cinta kepadanya? semakin aku tau keburukannya justru semakin aku anggap menarik. Bukankah orang itu menyebalkan?” kau menautkan kedua alismu, lalu sedetik kemudian tertawa “oh benarkah? Aku bertaruh orang itu sangat tampan. Dan aku pikir dia tak hanya mengganggu pikiranmu, tapi juga hatimu” aku tertawa mendengar ucapanmu, kudekap wajahmu dengan kedua tanganku lalu berbisik ke telingamu “hmm maybe? So what do you think shoul I do now?” tanpa menjawab pertanyaan dariku kau langsung menempelkan bibirmu di bibirku, cukup lama, setelah itu kau tempelkan dahimu di dahiku, “I love you” ucapmu “I love you more” ucapku tak mau kalah. Detik berikutnya aku mengucapkan “forever” dan kau mengucapkan “always” kita mengucapkan kedua kata yang berbeda tetapi dengan makna yang sama itu secara bersamaan. Setelah itu kita tertawa. Hei tahukah kau? walaupun suatu saat wajah tampanmu akan dipenuhi dengan kerutan, dan rambut hitam lebatmu itu akan berubah menjadi putih dan menipis, aku yakin sanggup untuk selalu mencintaimu dan berada disisimu, berjanjilah kau pun akan begitu.
sukaaaaaaaaaaaaaaaaaa
BalasHapus